MATAHARI PAGI
Di teras loteng
tiba-tiba aku ingin diam sejenak,
sebelum semua kesibukan mulai lagi.
Cahaya matahari menguningi semesta
Menerpa atap-atap rumah jauh disana
Menerpa pohon-pohon besar di bawah sana
Membentuk bayang-bayang hitam bergaris kuning
Sebuah harmoni menakjubkan,
yang selama ini kulewatkan.
Manis di ujung lidah
bersemu kesat-pahit tanin di belakangnya.
Wangi melatinya perlahan merasuk
ke dalam hidung bukan dari luar,
tapi langsung dari dalam rongga mulut.
Uapnya yang hangat ramah membuka
lubang-lubang hidung yang dingin mampet.
Ketika air coklat bening itu
mengalir membasahi kerongkongan,
kesegaran lembut menyapu sekujur tubuhku
yang serasa kembali menyala.
Seakan ditiupkan hawa murni yang menyegarkan
seluruh sel-sel tubuhku tanpa kecuali.
Pagi ini, sayangnya hanya sejenak
di teras loteng dapat kurasakan semua itu.
makmur-bandung 2006
0 comments:
¿Te animas a decir algo?