Rembulan memalingkan muka dan terisak-isak menitikkan air mata. Malam diam membisu, sabar menanti jawaban.
Rembulan:
Maafkan aku. Aku telah memutuskan bersama Matahari. Karena kusangka dia lebih membutuhkan aku daripada dirimu. Aku merasa tidak berarti apa-apa disisimu. Matahari tegar bersamaku, kau tetap tegar sendiri atau bersamaku.
Malam:
Mengapa kau punya kesimpulan seperti itu? Lihatlah aku hancur lebur ditinggal dirimu. Lihatlah aku yang merapuh tanpa dirimu. Aku butuh dirimu. Aku butuh kehadiranmu. Hidupku hampa tanpamu.
Rembulan :
Kau tidak selemah itu Aku sering dengar dirimu sesumbar tak butuh surga.. Aku sering mendengar saat dirimu berbincang-bincang dengan Bintang-bintang. Kau selalu bilang tak butuh surga! Kau selalu bilang semua amal perbuatanmu semata-mata karena cinta. Bahkan lebih sering lagi karena cintamu pada sesama. Tak ada yang lain yang kau harapkan. Tidak juga surga. Kau selalu berkata bila tidak ada surga-pun kau akan selalu beramal baik karena cintamu pada sesama dan karena keinginanmu untuk membangun dunia yang lebih baik. Impian menjadi penghuni surga tak pernah terlintas di benakmu.
Malam:
Apa hubungannya dengan penolakanmu?
Rembulan:
Kau tak butuh surga. Mungkin juga tidak takut neraka. Kupikir kau juga tidak butuh diriku. Surga yang keindahannya tak terkira dan untuk selamanya-pun kau tidak butuh. Mana mungkin kau mengharap memiliki aku, Si Rembulan hina yang akan rusak ditelan masa.
Malam:
Aku hanyalah makhluk biasa yang butuh sesama. Biarkan aku memilikimu.
Rembulan:
Dengarlah malam yang terlalu perkasa! Aku tidak berani bertanding dengan surga. Sesuatu yang keindahannya tidak tertandingi oleh dunia seisinya. Keindahan yang tidak terlukiskan dengan kata-kata. Seorang yang tidak butuh surga, mana mungkin butuh Rembulan. Tidak mungkin. Kau cukup bahagia dengan cinta. Kau tidak butuh imbalan lagi. Kau boleh mencintaiku, tapi kau harus merelakan diriku bersama Matahari.
Malam terhenyak, kemudian diam termangu.
Rembulan perlahan-lahan beranjak meninggalkannya sambil berseru:
Matahari berjanji mengajakku bersama-sama bekerja sekuat tenaga menjadi kekasih-Nya -- agar bisa abadikan cinta kami di surga. Aku butuh cinta. Aku juga butuh surga. Aku ingin hidup selamanya bersama orang yang kukasihi di surga...(nae)
Rembulan:
Maafkan aku. Aku telah memutuskan bersama Matahari. Karena kusangka dia lebih membutuhkan aku daripada dirimu. Aku merasa tidak berarti apa-apa disisimu. Matahari tegar bersamaku, kau tetap tegar sendiri atau bersamaku.
Malam:
Mengapa kau punya kesimpulan seperti itu? Lihatlah aku hancur lebur ditinggal dirimu. Lihatlah aku yang merapuh tanpa dirimu. Aku butuh dirimu. Aku butuh kehadiranmu. Hidupku hampa tanpamu.
Rembulan :
Kau tidak selemah itu Aku sering dengar dirimu sesumbar tak butuh surga.. Aku sering mendengar saat dirimu berbincang-bincang dengan Bintang-bintang. Kau selalu bilang tak butuh surga! Kau selalu bilang semua amal perbuatanmu semata-mata karena cinta. Bahkan lebih sering lagi karena cintamu pada sesama. Tak ada yang lain yang kau harapkan. Tidak juga surga. Kau selalu berkata bila tidak ada surga-pun kau akan selalu beramal baik karena cintamu pada sesama dan karena keinginanmu untuk membangun dunia yang lebih baik. Impian menjadi penghuni surga tak pernah terlintas di benakmu.
Malam:
Apa hubungannya dengan penolakanmu?
Rembulan:
Kau tak butuh surga. Mungkin juga tidak takut neraka. Kupikir kau juga tidak butuh diriku. Surga yang keindahannya tak terkira dan untuk selamanya-pun kau tidak butuh. Mana mungkin kau mengharap memiliki aku, Si Rembulan hina yang akan rusak ditelan masa.
Malam:
Aku hanyalah makhluk biasa yang butuh sesama. Biarkan aku memilikimu.
Rembulan:
Dengarlah malam yang terlalu perkasa! Aku tidak berani bertanding dengan surga. Sesuatu yang keindahannya tidak tertandingi oleh dunia seisinya. Keindahan yang tidak terlukiskan dengan kata-kata. Seorang yang tidak butuh surga, mana mungkin butuh Rembulan. Tidak mungkin. Kau cukup bahagia dengan cinta. Kau tidak butuh imbalan lagi. Kau boleh mencintaiku, tapi kau harus merelakan diriku bersama Matahari.
Malam terhenyak, kemudian diam termangu.
Rembulan perlahan-lahan beranjak meninggalkannya sambil berseru:
Matahari berjanji mengajakku bersama-sama bekerja sekuat tenaga menjadi kekasih-Nya -- agar bisa abadikan cinta kami di surga. Aku butuh cinta. Aku juga butuh surga. Aku ingin hidup selamanya bersama orang yang kukasihi di surga...(nae)
0 comments:
¿Te animas a decir algo?