Di suatu acara kelulusan SD seorang ibu sedang mencoba memotret anaknya
yang baru lulus SD. Sang ibu menyuruh sang Ayah untuk ikut berpose
bersama dengan si anak, dan memberi beberapa instruksi.
"Ayo ... bergayalah dengan gaya yang alami, jangan terkesan dibuat-buat," kata ibu.
"Nak ... rangkullah ayahmu, lingkarkan tanganmu di bahu ayahmu."
Lalu sang ayah menyahut, "Ibu ini macam-macam aja. Kalau mau gaya kami
terlihat alami, kenapa tidak kau suruh anak kita untuk menaruh
tangannya di dompetku."
mengadili seorang anggota polisi. Polisi itu didakwa telah melakukan
perbuatan yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. Ia juga didakwa
melanggar azas praduga tak bersalah.
"Apakah Saudara menyesal atas perbuatan yang telah Saudara lakukan?" tanya hakim.
"Ya Pak Hakim. Tapi ada yang lebih saya sesalkan lagi."
"Apa maksud Saudara?"
"Sebetulnya, saya telah mengambil tindakan yang benar, Pak Hakim.
Justru tindakan korbanlah yang saya sesalkan. Dia telah melakukan dua
kesalahan. Pertama, ketika saya beri tembakan peringatan, korban tetap
saja lari. Kedua, pada saat saya membidikkan pistol le arah kakinya,
tiba-tiba saja korban berhenti lari dan jongkok. Akibatnya, peluru saya
nyasar ke kepalanya."
yang baru lulus SD. Sang ibu menyuruh sang Ayah untuk ikut berpose
bersama dengan si anak, dan memberi beberapa instruksi.
"Ayo ... bergayalah dengan gaya yang alami, jangan terkesan dibuat-buat," kata ibu.
"Nak ... rangkullah ayahmu, lingkarkan tanganmu di bahu ayahmu."
Lalu sang ayah menyahut, "Ibu ini macam-macam aja. Kalau mau gaya kami
terlihat alami, kenapa tidak kau suruh anak kita untuk menaruh
tangannya di dompetku."
Sudah Memberi Tembakan Peringatan
Suatu ketika terjadi tanya jawab dalam sebuah persidangan yangmengadili seorang anggota polisi. Polisi itu didakwa telah melakukan
perbuatan yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. Ia juga didakwa
melanggar azas praduga tak bersalah.
"Apakah Saudara menyesal atas perbuatan yang telah Saudara lakukan?" tanya hakim.
"Ya Pak Hakim. Tapi ada yang lebih saya sesalkan lagi."
"Apa maksud Saudara?"
"Sebetulnya, saya telah mengambil tindakan yang benar, Pak Hakim.
Justru tindakan korbanlah yang saya sesalkan. Dia telah melakukan dua
kesalahan. Pertama, ketika saya beri tembakan peringatan, korban tetap
saja lari. Kedua, pada saat saya membidikkan pistol le arah kakinya,
tiba-tiba saja korban berhenti lari dan jongkok. Akibatnya, peluru saya
nyasar ke kepalanya."
0 comments:
¿Te animas a decir algo?