HARI Minggu, Bedul mengajak keponakannya menonton sirkus. Puncak pertunjukan itu adalah atraksi seekor singa jantan dan besar. Pawang singa itu membawa tongkat kecil. Setiap kali memberi perintah, sang pawang memukulkan tongkatnya ke singa.
Setelah singa melakukan berbagai gerakan, si pawang mencelupkan te******lunjuknya ke mangkuk berisi cokelat cair. Lalu, telunjuk berlumur cokelat itu di******sodorkan ke mulut singa. Setelah dipungkul, si singa mengulum telunjuk pawang.
Sesaat kemudian, singa dipukul lagi dan mulutnya pun terbuka. Pe******non******ton bertepuk tangan melihat di telunjuk si pawang telah bersih dari cokelat. ”Saya tantang penonton untuk naik ke panggung?” teriak si pawang.
Hening sesaat, lalu Bedul angkat tangan dan berkata, ”Saya berani. Asalkan singa itu disingkirkan dan Anda tak perlu memukul dengan tongkat.”
Setelah singa melakukan berbagai gerakan, si pawang mencelupkan te******lunjuknya ke mangkuk berisi cokelat cair. Lalu, telunjuk berlumur cokelat itu di******sodorkan ke mulut singa. Setelah dipungkul, si singa mengulum telunjuk pawang.
Sesaat kemudian, singa dipukul lagi dan mulutnya pun terbuka. Pe******non******ton bertepuk tangan melihat di telunjuk si pawang telah bersih dari cokelat. ”Saya tantang penonton untuk naik ke panggung?” teriak si pawang.
Hening sesaat, lalu Bedul angkat tangan dan berkata, ”Saya berani. Asalkan singa itu disingkirkan dan Anda tak perlu memukul dengan tongkat.”
0 comments:
¿Te animas a decir algo?