Suatu hari Udin pergi ke rumah makan kesukaannya dan memesan ayam goreng satu potong. Beberapa saat kemudian pesanannya datang.
Tapi begitu ia akan menikmatinya, pelayan lain datang dan berkata, "Aduh, maaf Mas. Itu sebenarnya pesanan lelaki tinggi besar yang di sana itu. Dan ini merupakan stok ayam terakhir yang kami punya, maaf ya Mas."
Udin menoleh ke arah lelaki yang ditunjuk, lalu berkata, "Karena sudah terlanjur di sini, jadi ayam ini milik saya. Toh saya juga membayar."
Sementara si pelayan restoran tampak kebingungan, lelaki tinggi besar dengan wajah marah sambil membawa pisau makan menghampiri Udin.
"Hai kamu, jangan sentuh!! Apapun yang kamu lakukan terhadap ayam itu akan aku lakukan terhadapmu. Kamu potong kakinya, aku potong kakimu. Kamu potong perutnya, aku potong dan juga tusuk perutmu. Pokoknya apapun yang kamu lakukan, akan aku lakukan juga padamu."
Udin terdiam beberapa saat, lalu pelan-pelan ia mengangkat ayamnya, membawanya ke depan mulutnya, lalu menjilati pantatnya.
Tapi begitu ia akan menikmatinya, pelayan lain datang dan berkata, "Aduh, maaf Mas. Itu sebenarnya pesanan lelaki tinggi besar yang di sana itu. Dan ini merupakan stok ayam terakhir yang kami punya, maaf ya Mas."
Udin menoleh ke arah lelaki yang ditunjuk, lalu berkata, "Karena sudah terlanjur di sini, jadi ayam ini milik saya. Toh saya juga membayar."
Sementara si pelayan restoran tampak kebingungan, lelaki tinggi besar dengan wajah marah sambil membawa pisau makan menghampiri Udin.
"Hai kamu, jangan sentuh!! Apapun yang kamu lakukan terhadap ayam itu akan aku lakukan terhadapmu. Kamu potong kakinya, aku potong kakimu. Kamu potong perutnya, aku potong dan juga tusuk perutmu. Pokoknya apapun yang kamu lakukan, akan aku lakukan juga padamu."
Udin terdiam beberapa saat, lalu pelan-pelan ia mengangkat ayamnya, membawanya ke depan mulutnya, lalu menjilati pantatnya.
0 comments:
¿Te animas a decir algo?