Suatu hari ayah Agus mengundang teman masa SMA-nya untuk makan malam. Teman ayahnya itu adalah bekas preman dan seluruh tubuhnya dipenuhi tato. Agus, yang masih kelas 5 SD itu, beserta ayah ibunya duduk semeja makan saat itu.
Agus tidak pernah melepaskan pandangannya dari tangan teman ayahnya yang penuh dengan tato itu. Dari matanya terlihat seakan-akan dia menyimpan tanda tanya yang besar.
Akhirnya dengan penuh kesopanan dia bertanya kepada teman ayahnya itu, "Maaf ya Om, apakah ibunya Om nggak pernah memberi kertas untuk menulis?"
Agus tidak pernah melepaskan pandangannya dari tangan teman ayahnya yang penuh dengan tato itu. Dari matanya terlihat seakan-akan dia menyimpan tanda tanya yang besar.
Akhirnya dengan penuh kesopanan dia bertanya kepada teman ayahnya itu, "Maaf ya Om, apakah ibunya Om nggak pernah memberi kertas untuk menulis?"
0 comments:
¿Te animas a decir algo?