Sebagai polisi Dirwan, 40 (bukan nama sebenarnya), biasa patroli lapangan. Tapi kalau sudah patroli ke Desa Sidorejo Kecamatan Sawahan, oknum polisi dari Polres Nganjuk ini betah banget. Usut punya usut, ternyata dia suka “ndekemi” Ny. Tatik, 35 (bukan nama sebenarnya), perempuan semi janda. Untung saja teman-temannya segera mengamankan, kalau tidak…
Kadang orang menganggap bodo pada lelaki yang menelantarkan istri cantik. Kenapa wanita yang begitu menggamit rasa merangsang pandang, tidak diurus sebagai mana mestinya? Orang lain saja kemecer (kepengin), kok yang memiliki malah disia-siakan saja. Padahal seharusnya, bini seperti itu tugasnya di rumah cuma mamah (makan) dan mlumah (melayani di ranjang).
Nah, Tatik adalah salah satu wanita cantik yang gak kopen (terlantar) di mata awam kaum lelaki. Ada suami, tapi bapaknya anak-anak malah memilih tinggal di Surabaya. Sedangkan Tatik tetap bertahan di rumahnya, Desa Sidorejo Kecamatan Sawahan. Gaji pun, kabarnya juga tak pernah dikirim. Untung saja si wanita ini punya penghasilan sendiri, sebagai pegawai TU SMP Negri Sawahan. Kalau tidak, kan menjadi terlantar kuwadrat, namanya.
Adalah Dirwan polisi yang bertugas di Polres Nganjuk. Agaknya dia lupa bahwa dirinya hamba wet yang perilakunya mesti lebih terukur. Tapi itulah kaum Adam, jika ketemu wanita cantik yang berpantat gede dan bertumit jambon (merah jambu), suka lupa diri dan mengesampingkan profesi. Atau barangkali Dirwan malah merasa, sebagai polisi mana berani rakyat menegur perilakunya. Tak takut pada orangnya, mesti takut pada “benda dingin” di pinggangnya.
Belakangan ini Dirwan rajin “patroli” di Desa Sidorejo Kecamatan Sawahan. Adakah indikasi tindak kejahatankah di sana? Bukan! Dia sebenarnya sedang mengontrol dan mengawasi Ny. Tatik yang cukup cantik menggiurkan. Kata penduduk setempat, dalam sebulan Dirwan berkunjung ke rumah Tatik minimal 3 kali, atau 10 hari sekali. Jika sudah bertamu di rumah istri Satriyo, 40, tersebut, bisa berlama-lama, sampai berjam-jam. Bayangkan, datang sebelum magrib, nanti kembali sudah pukul 22.00 lebih.
Lalu ngapain saja oknum polisi ini ke situ. Warga pun kemudian mereka-reka, pastilah tindakan “hil-hil yang mustahal” antara dua makhluk berlainan jenis tersebut telah terjadi. Logikanya, mana mungkin kucing menolak disodori dendeng. Oleh karena itu Pak RT pernah menegur Tatik untuk tak menerima tamu di luar kepatutan, apa lagi suami tak di rumah. Tapi semua itu tak digubris.
Mungkin Tatik beranggapan, macam dokter saja, terima kunjungan diatur, dari jam 17.00 – 20.00, hari minggu/libur tutup. Karena itulah dia tak pernah melarang Dirwan berkunjung kapan saja. Pokoknya terbuka 24 jam. “Gus Dur saja saat jadi presiden biasa terima tamu bedug subuh,” kata Tatik seakan mencari legitimasi.
Warga pun lama-lama jadi kesal. Beberapa hari lalu saat Dirwan kembali “patroli” hingga larut malam, warga menggerebeknya. Memang Pak RT tak menemukan adegan mesum antara keduanya. Tapi kunjungan di rumah wanita bersuami di luar kelaziman, sudah cukup alasan untuk diambil tindakan. Hampir saja Tatik – Dirwan mau diarak. Tapi begitu polisi Polsek Sawahan segera tiba, urunglah oknum polisi ini dipermalukan.
Warga pun maklum, mana mungkin jeruk makan jeruk!
source : http://www.poskotanews.com/2012/03/04/polisi-patroli-janda-semi/
Kadang orang menganggap bodo pada lelaki yang menelantarkan istri cantik. Kenapa wanita yang begitu menggamit rasa merangsang pandang, tidak diurus sebagai mana mestinya? Orang lain saja kemecer (kepengin), kok yang memiliki malah disia-siakan saja. Padahal seharusnya, bini seperti itu tugasnya di rumah cuma mamah (makan) dan mlumah (melayani di ranjang).
Nah, Tatik adalah salah satu wanita cantik yang gak kopen (terlantar) di mata awam kaum lelaki. Ada suami, tapi bapaknya anak-anak malah memilih tinggal di Surabaya. Sedangkan Tatik tetap bertahan di rumahnya, Desa Sidorejo Kecamatan Sawahan. Gaji pun, kabarnya juga tak pernah dikirim. Untung saja si wanita ini punya penghasilan sendiri, sebagai pegawai TU SMP Negri Sawahan. Kalau tidak, kan menjadi terlantar kuwadrat, namanya.
Adalah Dirwan polisi yang bertugas di Polres Nganjuk. Agaknya dia lupa bahwa dirinya hamba wet yang perilakunya mesti lebih terukur. Tapi itulah kaum Adam, jika ketemu wanita cantik yang berpantat gede dan bertumit jambon (merah jambu), suka lupa diri dan mengesampingkan profesi. Atau barangkali Dirwan malah merasa, sebagai polisi mana berani rakyat menegur perilakunya. Tak takut pada orangnya, mesti takut pada “benda dingin” di pinggangnya.
Belakangan ini Dirwan rajin “patroli” di Desa Sidorejo Kecamatan Sawahan. Adakah indikasi tindak kejahatankah di sana? Bukan! Dia sebenarnya sedang mengontrol dan mengawasi Ny. Tatik yang cukup cantik menggiurkan. Kata penduduk setempat, dalam sebulan Dirwan berkunjung ke rumah Tatik minimal 3 kali, atau 10 hari sekali. Jika sudah bertamu di rumah istri Satriyo, 40, tersebut, bisa berlama-lama, sampai berjam-jam. Bayangkan, datang sebelum magrib, nanti kembali sudah pukul 22.00 lebih.
Lalu ngapain saja oknum polisi ini ke situ. Warga pun kemudian mereka-reka, pastilah tindakan “hil-hil yang mustahal” antara dua makhluk berlainan jenis tersebut telah terjadi. Logikanya, mana mungkin kucing menolak disodori dendeng. Oleh karena itu Pak RT pernah menegur Tatik untuk tak menerima tamu di luar kepatutan, apa lagi suami tak di rumah. Tapi semua itu tak digubris.
Mungkin Tatik beranggapan, macam dokter saja, terima kunjungan diatur, dari jam 17.00 – 20.00, hari minggu/libur tutup. Karena itulah dia tak pernah melarang Dirwan berkunjung kapan saja. Pokoknya terbuka 24 jam. “Gus Dur saja saat jadi presiden biasa terima tamu bedug subuh,” kata Tatik seakan mencari legitimasi.
Warga pun lama-lama jadi kesal. Beberapa hari lalu saat Dirwan kembali “patroli” hingga larut malam, warga menggerebeknya. Memang Pak RT tak menemukan adegan mesum antara keduanya. Tapi kunjungan di rumah wanita bersuami di luar kelaziman, sudah cukup alasan untuk diambil tindakan. Hampir saja Tatik – Dirwan mau diarak. Tapi begitu polisi Polsek Sawahan segera tiba, urunglah oknum polisi ini dipermalukan.
Warga pun maklum, mana mungkin jeruk makan jeruk!
source : http://www.poskotanews.com/2012/03/04/polisi-patroli-janda-semi/
0 comments:
¿Te animas a decir algo?