Penjual buah yang patah hati pada seorang penjual sayur mengirimkan sepucuk surat yang isinya :
“Wajahmu memang MANGGIS,
Watakmu juga MELON-kolis,
Tapi hatiku NANAS karena cemburu, SIRSAK nafasku,
Hatiku ANGGUR lebur,
Ini DELIMA dalam hidupku,
Karena ini memang SALAK ku,
Jarang APEL di malam minggu.
Ya Tuhan, mohon BELIMBING-Mu,
Kalau memang perPISANGan ini terbaik untukku,
SEMANGKA kau bahagia dengan yang lain.
SAWO-nara oh kekasih sejatiku..”
Watakmu juga MELON-kolis,
Tapi hatiku NANAS karena cemburu, SIRSAK nafasku,
Hatiku ANGGUR lebur,
Ini DELIMA dalam hidupku,
Karena ini memang SALAK ku,
Jarang APEL di malam minggu.
Ya Tuhan, mohon BELIMBING-Mu,
Kalau memang perPISANGan ini terbaik untukku,
SEMANGKA kau bahagia dengan yang lain.
SAWO-nara oh kekasih sejatiku..”
Tak lama kemudian, si penjual sayur-pun membalas surat si penjual buah.
“Membalas KENTANG suratmu itu, BROKOLI sudah ku bilang,
Jangan tiap datang ke rumahku rambutmu selalu KUCAI,
JAGUNGmu tak pernah di cukur,
Di suruh dateng malam minggu, ehh nongolnya hari LABU,
Di tambah juga keuanganmu yang makin hari makin PARE,
Sampai-sampai kalau mau nelfon aku harus ke WORTEL.
Terus TERONG aja, cintaku padamu telah lama TOMAT,
Jangan KANGKUNG aku lagi, aku mau hidup SELEDRI !!
CABE dehhh,,,
Jangan tiap datang ke rumahku rambutmu selalu KUCAI,
JAGUNGmu tak pernah di cukur,
Di suruh dateng malam minggu, ehh nongolnya hari LABU,
Di tambah juga keuanganmu yang makin hari makin PARE,
Sampai-sampai kalau mau nelfon aku harus ke WORTEL.
Terus TERONG aja, cintaku padamu telah lama TOMAT,
Jangan KANGKUNG aku lagi, aku mau hidup SELEDRI !!
CABE dehhh,,,
0 comments:
¿Te animas a decir algo?