Bila Singa tua
enggan mengajak anaknya berburu
karena tak banyak membantu.
Maka raja hutan berikutnya
adalah gajah.
^_^
“Keren banget!!. Akhirnya kau memberanikan diri bilang padanya bahwa dia adalah salah satu manajer terhebat di perusahaanmu ?” tanya Shinichi Kudo pada Maruko yang baru saja selesai mengaduk ice cream-coffe asli Pasadena yang telah terhidang di mejanya.
“Yup, dan aku kaget banget atas reaksinya”
“Dia tersenyum gembira gitu ya?”
Maruko hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya.
“Dia terharu ?”.
Maruko hanya tertawa.
Wow...! Dia menitikkan air mata ? Memelukmu...?”
“Yah. Lebih dari itu. Dia juga dengan terbata-bata sangat berterimakasih kepadaku. Berterus terang sepanjang karirnya baru kali ini dia mendapat pujian atas sisi terbaik yang pernah dia raih”
“Pasti selama ini dia tidak menyadari bahwa dirinya hebat bila dipandang dari sisi itu?”.
“Yup. Megumi nggak pernah menyadari karya terbesarnya. Bahkan dia mengakui terkadang terjebak untuk membanding-bandingkan dirinya dengan sebagian teman-temannya yang karirnya melesat jauh meninggalkannya”
^_^
Sore hari itu. Menjelang pulang kantor. Maruko sengaja menemui manajernya. Setelah mengobrol kesana kemari akhirnya Maruko mengutarakan sesuatu. Maruko menyatakan bahwa dia ingin Megumi tahu bahwa Megumi adalah salah satu manajer terbaik di perusahaan. Dia adalah seorang pemimpin bertangan dingin yang mampu mencetak kader-kader yang kompeten, berkepribadian baik dan berpandangan jauh ke depan.
Bimbingan intensif. Penugasan diklat ke universitas-universitas di Bandung, Bogor dan Jakarta. Serangkaian pelatihan eksternal ke Jepang, Malaysia, Korea & negara-negara Eropa Barat yang dengan gigih diperjuangkan untuk para asistennya. Kesempatan untuk mengerjakan proyek-proyek kritis dengan backup penuh dari Megumi. Semua itu telah membuat para asistennya berkembang lebih cepat daripada asisten-asisten di departemen lain. Belasan asisten yang pernah berada di bawah bimbingannya hampir semuanya menunjukkan bahwa mereka terlatih dengan sangat baik. Bahkan beberapa orang asisten telah melampaui karir Megumi.
Megumi sangat terharu dengan pernyataan Maruko. Dia sama sekali tidak pernah menyadari sisi terbaik dari kinerjanya. Selama ini dia hanya tahu bahwa dalam beberapa hal teknis dan organisasi kemampuannya memang tidak sehebat beberapa manajer lain. Namun pernyataan Maruko telah membuka matanya. Bahwa kinerjanya tidak selamanya berada dibawah para bintang perusahaan. Selama ini dia menganggap anak buah adalah murid-muridnya. Sebagai seorang guru dirinya sewajarnya bekerja keras untuk mengajari dan mengembangkan mereka. Itu saja. Dia tak pernah menyadari bahwa keberhasilan mereka adalah keberhasilan dirinya juga.
^_^
Langit kuning dan matahari mulai terbenam ketika Maruko menyelesaikan ceritanya. Lampu-lampu luar Pasadena juga telah dinyalakan. Diam-diam Shinichi merasakan ada pesan lebih kuat yang ingin disampaikan Maruko secara tersirat. Yaitu pencapaian seorang manajer tidak semata-mata dilihat dari kinerja departemen dan raihan jenjang karir. Banyak hal yang dapat dijadikan parameter. Untuk melihat kinerja manajer sebagai seorang pemimpin – perkembangan para asisten sangat layak untuk dijadikan ukuran. Walaupun karir Megumi biasa-biasa saja dibanding sebagian teman-teman seangkatannya namun dia layak berbangga karena dia berhasil mempersiapkan para asistennya dengan sangat baik. Seperti kata Maruko sore itu :
“Sehebat apapun seorang manajer, tidak banyak artinya buatku bila kehadirannya tidak membuat diriku berkembang lebih baik”
enggan mengajak anaknya berburu
karena tak banyak membantu.
Maka raja hutan berikutnya
adalah gajah.
^_^
“Keren banget!!. Akhirnya kau memberanikan diri bilang padanya bahwa dia adalah salah satu manajer terhebat di perusahaanmu ?” tanya Shinichi Kudo pada Maruko yang baru saja selesai mengaduk ice cream-coffe asli Pasadena yang telah terhidang di mejanya.
“Yup, dan aku kaget banget atas reaksinya”
“Dia tersenyum gembira gitu ya?”
Maruko hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya.
“Dia terharu ?”.
Maruko hanya tertawa.
Wow...! Dia menitikkan air mata ? Memelukmu...?”
“Yah. Lebih dari itu. Dia juga dengan terbata-bata sangat berterimakasih kepadaku. Berterus terang sepanjang karirnya baru kali ini dia mendapat pujian atas sisi terbaik yang pernah dia raih”
“Pasti selama ini dia tidak menyadari bahwa dirinya hebat bila dipandang dari sisi itu?”.
“Yup. Megumi nggak pernah menyadari karya terbesarnya. Bahkan dia mengakui terkadang terjebak untuk membanding-bandingkan dirinya dengan sebagian teman-temannya yang karirnya melesat jauh meninggalkannya”
^_^
Sore hari itu. Menjelang pulang kantor. Maruko sengaja menemui manajernya. Setelah mengobrol kesana kemari akhirnya Maruko mengutarakan sesuatu. Maruko menyatakan bahwa dia ingin Megumi tahu bahwa Megumi adalah salah satu manajer terbaik di perusahaan. Dia adalah seorang pemimpin bertangan dingin yang mampu mencetak kader-kader yang kompeten, berkepribadian baik dan berpandangan jauh ke depan.
Bimbingan intensif. Penugasan diklat ke universitas-universitas di Bandung, Bogor dan Jakarta. Serangkaian pelatihan eksternal ke Jepang, Malaysia, Korea & negara-negara Eropa Barat yang dengan gigih diperjuangkan untuk para asistennya. Kesempatan untuk mengerjakan proyek-proyek kritis dengan backup penuh dari Megumi. Semua itu telah membuat para asistennya berkembang lebih cepat daripada asisten-asisten di departemen lain. Belasan asisten yang pernah berada di bawah bimbingannya hampir semuanya menunjukkan bahwa mereka terlatih dengan sangat baik. Bahkan beberapa orang asisten telah melampaui karir Megumi.
Megumi sangat terharu dengan pernyataan Maruko. Dia sama sekali tidak pernah menyadari sisi terbaik dari kinerjanya. Selama ini dia hanya tahu bahwa dalam beberapa hal teknis dan organisasi kemampuannya memang tidak sehebat beberapa manajer lain. Namun pernyataan Maruko telah membuka matanya. Bahwa kinerjanya tidak selamanya berada dibawah para bintang perusahaan. Selama ini dia menganggap anak buah adalah murid-muridnya. Sebagai seorang guru dirinya sewajarnya bekerja keras untuk mengajari dan mengembangkan mereka. Itu saja. Dia tak pernah menyadari bahwa keberhasilan mereka adalah keberhasilan dirinya juga.
^_^
Langit kuning dan matahari mulai terbenam ketika Maruko menyelesaikan ceritanya. Lampu-lampu luar Pasadena juga telah dinyalakan. Diam-diam Shinichi merasakan ada pesan lebih kuat yang ingin disampaikan Maruko secara tersirat. Yaitu pencapaian seorang manajer tidak semata-mata dilihat dari kinerja departemen dan raihan jenjang karir. Banyak hal yang dapat dijadikan parameter. Untuk melihat kinerja manajer sebagai seorang pemimpin – perkembangan para asisten sangat layak untuk dijadikan ukuran. Walaupun karir Megumi biasa-biasa saja dibanding sebagian teman-teman seangkatannya namun dia layak berbangga karena dia berhasil mempersiapkan para asistennya dengan sangat baik. Seperti kata Maruko sore itu :
“Sehebat apapun seorang manajer, tidak banyak artinya buatku bila kehadirannya tidak membuat diriku berkembang lebih baik”
0 comments:
¿Te animas a decir algo?