Apa yang menarik bagi Shinichi Kudo pada pemberian nama baru buat jalan Cipaganti beberapa tahun lalu -- adalah mengingatkan dia pada kebiasaan mengganti nama-nama jalan dengan nama-nama pahlawan atau nama tokoh di sebuah kota. Sebenarnya pemberian nama pahlawan untuk jalan bukanlah hal yang mengganggu bila dilakukan pada jalan-jalan baru atau jalan yang tidak punya nilai historis.
Namun lain halnya bila dilakukan pada jalan-jalan legendaris seperti jalan Cipaganti di Bandung. Nama itu bukan sekedar nama tetapi memiliki nilai historis yang tinggi. Jalan Cipaganti dikenal sebagai kawasan pemukiman tempo dulu peninggalan jaman Belanda. Penggantian nama jalan membuat jalan itu terpisah dari nilai sejarahnya.
Ada jalan yang telah menjadi “landmark” sebuah kota, seperti Jalan Braga, Jalan Cihampelas & Jalan Dago di Bandung, atau Jalan Malioboro di Jogja. Seandainya Jalan Cihampelas yang sudah identik dengan jeans diganti namanya dengan nama lain – bisa membuat calon pembeli dari luar kota bertanya-tanya dimanakah jalan Cihampelas -- padahal dia telah berada di jalan itu. Jadinya pemilik toko terpaksa menulis nama jalan dengan dua nama. Nama baru dan nama lama demi mempertahankan “jejak sejarah” yang telah berhasil dibangun di benak konsumen.
Tidak banyak manfaat yang dapat diambil dari merubah nama jalan. Toh masih banyak cara lain untuk menghormati para pahlawan. Semoga saja tahun-tahun mendatang tidak ada pihak yang tergoda untuk mengganti nama-nama jalan yang telah melegenda dengan nama-nama tokoh ternama di sebuah kota (nae)
0 comments:
¿Te animas a decir algo?