Malamnya adalah acara menonton Sendratari Ramayana di kompleks Candi Prambanan. Dapat dikata acara ini adalah acara andalan di piknik kali ini. Konon panitia memesan secara khusus pentas sendratari malam itu untuk dinikmati oleh peserta piknik (Wow!!!). Pentas dilakukan di teater terbuka dengan tata cahaya yang sangat menawan. Kisah Ramayana yang terpahat cantik sebagai relief di Candi Prambanan -- dipentaskan sebagai sebuah sendratari.
Sendratari Ramayana adalah sebuah pertunjukan yang menyatukan tari, drama dan musik dalam satu panggung untuk menyuguhkan kisah Ramayana yang diciptakan oleh Walmiki. Naskah aslinya ditulis dalam Bahasa Sanskerta. Bercerita tentang kisah Rama dan Shinta.
Tokoh-tokoh yang muncul dalam sendratari ini adalah Rama, Shinta, Laksmana (adik Rama), Rahwana (Raja Alengka yang gandrung pada Shinta), Hanoman (kera putih yang membakar habis Alengka) dan juga beberapa kijang emas (yang menggoda Shinta sehingga terpisah dari Rama).
Beberapa hal yang menarik pada sendratari itu adalah tata cahaya yang menawan, kemudian penari pemeran kijang emas yang masih kecil, dan adegan Hanoman Obong, yaitu ketika Hanoman dihukum bakar oleh Rahwana. Hanoman yang akan dihukum bakar malahan berlari kesana-kemari membuat kebakaran di seluruh Alengka.
Pada Sendratari Ramayana, adegan kebakaran benar-benar diwujudkan dengan membakar rumah-rumahan yang kayaknya dibuat dari batang padi kering (damen) yang diletakkan di atas teater terbuka. Efek suara damen yang terbakar, ditambah cahaya api yang menjilat-jilat ke angkasa memberi efek visual dan suara gemerisik benda terbakar yang sangat mengesankan.
Namun hal yang paling menarik malam itu adalah munculnya si kembang api. Di akhir adegan kebakaran yang melanda Alengka, tiba-tiba meluncur beberapa kembang api ke angkasa. Penonton (kita-kita maksudnya) bersorak-sorai menyambut beberapa kembang api tersebut.
Tapi kejutan tidak berhenti disitu. Jumlah kembang api yang diluncurkan makin lama makin banyak. Dan kemudian semakin besar dan meluncur semakin tinggi ke angkasa. Suara ledakan kembang api memekakkan telinga diikuti bunga api raksasa yang membumbung tinggi di langit yang gelap adalah sebuah pemandangan yang sangat indah.
Keberadaan kembang api semakin kerasa lagi saat serpihan-serpihan abu dari kembang api yang terbakar di angkasa berjatuhan ke bumi menggerimisi penonton yang tengah terkejut & terpukau oleh hadirnya kembang api. Wow! Sebuah pembayaran yang lunas usai menempuh “halangan” berupa hujan menjelang acara dan gerimis rintik-rintik di tengah berlangsungnya pentas. Acara pesta kembang api ini layak disebut sebagai maskot-nya piknik kali ini. Yah, menurut saya kejutan kembang api itu adalah key-word piknik ke Jogja tahun 2008.
^_^
Hari berikutnya adalah acara berkunjung ke Kraton, dilanjutkan ke Kotagede untuk melihat-lihat (dan bisa juga belanja) kerajinan perak dan terakhir ke Borobudur. Kotagede adalah nama kota tua dimana Panembahan Senopati mendirikan Mataram -- lebih dari 400 tahun yang silam. Di jaman Sultan Agung pusat kerajaan Mataram dipindahkan ke daerah Solo, dan belakangan Mataram pecah jadi dua kerajaan pasca perjanjian Giyanti, yaitu raja Pakubuwono di Solo dan Hamengkubuwono di Jogja (undil – midnight 13-02-08).
Sendratari Ramayana adalah sebuah pertunjukan yang menyatukan tari, drama dan musik dalam satu panggung untuk menyuguhkan kisah Ramayana yang diciptakan oleh Walmiki. Naskah aslinya ditulis dalam Bahasa Sanskerta. Bercerita tentang kisah Rama dan Shinta.
Tokoh-tokoh yang muncul dalam sendratari ini adalah Rama, Shinta, Laksmana (adik Rama), Rahwana (Raja Alengka yang gandrung pada Shinta), Hanoman (kera putih yang membakar habis Alengka) dan juga beberapa kijang emas (yang menggoda Shinta sehingga terpisah dari Rama).
Beberapa hal yang menarik pada sendratari itu adalah tata cahaya yang menawan, kemudian penari pemeran kijang emas yang masih kecil, dan adegan Hanoman Obong, yaitu ketika Hanoman dihukum bakar oleh Rahwana. Hanoman yang akan dihukum bakar malahan berlari kesana-kemari membuat kebakaran di seluruh Alengka.
Pada Sendratari Ramayana, adegan kebakaran benar-benar diwujudkan dengan membakar rumah-rumahan yang kayaknya dibuat dari batang padi kering (damen) yang diletakkan di atas teater terbuka. Efek suara damen yang terbakar, ditambah cahaya api yang menjilat-jilat ke angkasa memberi efek visual dan suara gemerisik benda terbakar yang sangat mengesankan.
Namun hal yang paling menarik malam itu adalah munculnya si kembang api. Di akhir adegan kebakaran yang melanda Alengka, tiba-tiba meluncur beberapa kembang api ke angkasa. Penonton (kita-kita maksudnya) bersorak-sorai menyambut beberapa kembang api tersebut.
Tapi kejutan tidak berhenti disitu. Jumlah kembang api yang diluncurkan makin lama makin banyak. Dan kemudian semakin besar dan meluncur semakin tinggi ke angkasa. Suara ledakan kembang api memekakkan telinga diikuti bunga api raksasa yang membumbung tinggi di langit yang gelap adalah sebuah pemandangan yang sangat indah.
Keberadaan kembang api semakin kerasa lagi saat serpihan-serpihan abu dari kembang api yang terbakar di angkasa berjatuhan ke bumi menggerimisi penonton yang tengah terkejut & terpukau oleh hadirnya kembang api. Wow! Sebuah pembayaran yang lunas usai menempuh “halangan” berupa hujan menjelang acara dan gerimis rintik-rintik di tengah berlangsungnya pentas. Acara pesta kembang api ini layak disebut sebagai maskot-nya piknik kali ini. Yah, menurut saya kejutan kembang api itu adalah key-word piknik ke Jogja tahun 2008.
^_^
Hari berikutnya adalah acara berkunjung ke Kraton, dilanjutkan ke Kotagede untuk melihat-lihat (dan bisa juga belanja) kerajinan perak dan terakhir ke Borobudur. Kotagede adalah nama kota tua dimana Panembahan Senopati mendirikan Mataram -- lebih dari 400 tahun yang silam. Di jaman Sultan Agung pusat kerajaan Mataram dipindahkan ke daerah Solo, dan belakangan Mataram pecah jadi dua kerajaan pasca perjanjian Giyanti, yaitu raja Pakubuwono di Solo dan Hamengkubuwono di Jogja (undil – midnight 13-02-08).
referensi:
1. http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-cultural-performance/ramayana-ballet/
2. http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/prambanan/
0 comments:
¿Te animas a decir algo?