Ketika memutuskan untuk membuat warung sop iga bakar, Hanaka bahkan bukan seorang penggemar iga bakar. Dia lebih suka makan siomay atau bakso. Namun dia melihat pasar yang tersedia di sekitar rumahnya adalah para penikmat iga bakar, karena penjual bakso sudah terlalu banyak. Karenanya dia bertekad untuk mulai berdagang iga bakar seusai lulus kuliah.
Hanya sehari setelah bertekad dagang sop iga bakar itu -- dia ketemu dengan teman lamanya sewaktu SMA yang memperkenalkan dirinya dengan seorang penjual iga bakar dari kota lain yang bersedia mengajari dengan bayaran beberapa juta rupiah.
Jadilah Hanaka ikut si Ibu penjual iga bakar selama beberapa hari untuk mengikuti aktifitas pembuatan iga bakar. Mulai dari berbelanja daging, membeli bumbu hingga masak-memasak dan meracik bumbu dia pelajari. Kemudian setelah merasa cukup menguasai teknik membuat iga bakar, Hanaka memutuskan untuk mulai membuka warung.
Lewat koneksi Si Ibu Tukang iga bakar itu Hanaka berhasil mendapatkan perlengkapan warung dengan harga terjangkau. Kemudian kala hasil masakan iga bakarnya belum memuaskan, teman-temannya yang penggemar wisata kuliner memberinya saran ini dan itu tentang hal-hal yang perlu ditambahkan atau dikurangi pada bumbu. Tukang daging di pasar menunjukkan tempat penjual bumbu yang paling sip untuk iga bakar Hanaka.
Juga tetangga-tetangganya mengajari berbagai hal. Ada yang mengajari cara membuat minuman dingin pendamping iga bakar agar rasanya nikmat, ada yang ngajarin trik baru membakar daging dan ada juga yang ngajarin cara mengingat pesanan pembeli. Untuk yang terakhir ini karena Hanaka terlihat sering lupa pesanan masing-masing pembeli kala warungnya sedang dibanjiri pengunjung.
Singkatnya banyak pengetahuan yang didapatkan Hanaka selama proses dirinya menjadi penjual iga bakar. Bantuan-bantuan dari segala arah yang sama sekali tidak terbayangkan sebelum dia memutuskan untuk berjualan iga bakar. Kemudahan yang seolah terbuka setelah dia berkomitmen untuk berjualan iga bakar di rumahnya. Seolah-olah pintu-pintu menuju warung sop iga bakar yang sukses terbuka setelah dirinya tidak ragu-ragu dan memberikan komitmen untuk berjualan sop iga bakar.
^_^
Menurut berita di www.detik.com (Senin, 18/08/2008 23:08 WIB), kata-kata there’s a will, there’s a way diucapkan Ado Armando, seorang remaja anggota paskibraka pada pertemuan dengan SBY untuk menjawab pertanyaan tentang persyaratan utama menjadi presiden RI. Siswa SMA I Padang tersebut mengatakan motto itu selalu dia terapkan dalam hidupnya dan dia ingin orang lain juga mempergunakannya.
Dalam banyak hal kita tidak tahu banyak tentang sesuatu yang akan kita lakukan. Seperti yang dialami oleh Hanaka yang tidak tahu apa-apa tentang iga bakar. Namun setelah dirinya bertekad membuat warung sop iga bakar, tiba-tiba jalan untuk membangun sebuah warung sop iga bakar terbuka dengan lebar. Singkatnya di mana ada keinginan kuat, di situ akan terbuka jalan.
Hanya sehari setelah bertekad dagang sop iga bakar itu -- dia ketemu dengan teman lamanya sewaktu SMA yang memperkenalkan dirinya dengan seorang penjual iga bakar dari kota lain yang bersedia mengajari dengan bayaran beberapa juta rupiah.
Jadilah Hanaka ikut si Ibu penjual iga bakar selama beberapa hari untuk mengikuti aktifitas pembuatan iga bakar. Mulai dari berbelanja daging, membeli bumbu hingga masak-memasak dan meracik bumbu dia pelajari. Kemudian setelah merasa cukup menguasai teknik membuat iga bakar, Hanaka memutuskan untuk mulai membuka warung.
Lewat koneksi Si Ibu Tukang iga bakar itu Hanaka berhasil mendapatkan perlengkapan warung dengan harga terjangkau. Kemudian kala hasil masakan iga bakarnya belum memuaskan, teman-temannya yang penggemar wisata kuliner memberinya saran ini dan itu tentang hal-hal yang perlu ditambahkan atau dikurangi pada bumbu. Tukang daging di pasar menunjukkan tempat penjual bumbu yang paling sip untuk iga bakar Hanaka.
Juga tetangga-tetangganya mengajari berbagai hal. Ada yang mengajari cara membuat minuman dingin pendamping iga bakar agar rasanya nikmat, ada yang ngajarin trik baru membakar daging dan ada juga yang ngajarin cara mengingat pesanan pembeli. Untuk yang terakhir ini karena Hanaka terlihat sering lupa pesanan masing-masing pembeli kala warungnya sedang dibanjiri pengunjung.
Singkatnya banyak pengetahuan yang didapatkan Hanaka selama proses dirinya menjadi penjual iga bakar. Bantuan-bantuan dari segala arah yang sama sekali tidak terbayangkan sebelum dia memutuskan untuk berjualan iga bakar. Kemudahan yang seolah terbuka setelah dia berkomitmen untuk berjualan iga bakar di rumahnya. Seolah-olah pintu-pintu menuju warung sop iga bakar yang sukses terbuka setelah dirinya tidak ragu-ragu dan memberikan komitmen untuk berjualan sop iga bakar.
^_^
Menurut berita di www.detik.com (Senin, 18/08/2008 23:08 WIB), kata-kata there’s a will, there’s a way diucapkan Ado Armando, seorang remaja anggota paskibraka pada pertemuan dengan SBY untuk menjawab pertanyaan tentang persyaratan utama menjadi presiden RI. Siswa SMA I Padang tersebut mengatakan motto itu selalu dia terapkan dalam hidupnya dan dia ingin orang lain juga mempergunakannya.
Dalam banyak hal kita tidak tahu banyak tentang sesuatu yang akan kita lakukan. Seperti yang dialami oleh Hanaka yang tidak tahu apa-apa tentang iga bakar. Namun setelah dirinya bertekad membuat warung sop iga bakar, tiba-tiba jalan untuk membangun sebuah warung sop iga bakar terbuka dengan lebar. Singkatnya di mana ada keinginan kuat, di situ akan terbuka jalan.
0 comments:
¿Te animas a decir algo?