Suatu ketika Shinichi Kudo mengirimkan oleh-oleh kepada teman-temannya di Divisi lain. Berhubung oleh-oleh itu berupa bakpia keju yang kecil-kecil – walaupun jumlahnya lumayan banyak namun karena tambahan keju itu benar-benar membangkitkan selera – membuat bakpia yang hanya satu kotak itu ludes tak tersisa dalam waktu tidak begitu lama. Alhasil ada temannya yang sedang melakukan kegiatan lain tidak kebagian.
“Wah aku gak kebagian bakpia niy!”
Setelah disambung dengan pembicaraan bla bla bla ini dan itu, akhirnya ditutup dengan kata-kata yang menarik.
“Ya Sudah, bukan rizkiku!”
^_^
Sebenarnya kata-kata “Ya sudahlah, bukan rizkiku” bukan kata-kata yang jarang diucapkan. Shinichi sering mendengarnya di banyak tempat. Intinya rizki sudah diatur oleh Allah, manusia bertugas untuk berusaha mendapatkannya. Bila sudah berusaha dan gagal meraihnya, ya sudah berarti bukan rizki buatnya. Masih ada rizki lain di bumi Allah yang sangat luas ini. Mungkin rizki yang lebih baik telah menanti di luar sana.
Namun kata-kata yang biasa itu – karena momennya tepat – membuat Shinichi berpikir tentang hal-hal lainnya. Kalo bukan rizki kita ya sudah tak perlu ditangisi, tentu saja kita tidak akan menangis karena kehilangan kecil seperti tidak kebagian bakpia. Tetapi seorang manusia dewasa bukan tidak bisa mengalami tekanan kala keinginannya tidak tercapai. Kegagalan meraih sesuatu yang sangat diinginkan adalah salah satu pemicu stress. Kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan bisa menyebabkan sesorang mendapatkan tekanan psikologis, dan karenanya perlu diwaspadai.
Bila Shinichi gagal mendapat sesuatu, mau tak mau dia harus belajar menerimanya dengan lapang dada. Seperti halnya temannya yang tidak kebagian bakpia, adalah contoh sederhananya. Contoh sederhana itu bisa diterapkan ke hal-hal yang lebih besar dalam kehidupan. Kadangkala pengetahuan kita terbatas untuk tahu bahwa kegagalan mendapat sesuatu itu baik bagi kita – siapa tahu kegagalan itu justru adalah jalan baru bagi kita. Contohnya seseorang yang gagal test kerja di bidang manajerial, mungkin bakatnya di hal-hal yang bersifat teknis. Kegagalan juga adalah pemicu bagi kita untuk mengevaluasi tindakan-tindakan yang telah kita lakukan untuk kemudian merencanakan tindakan yang lebih baik.
Menerima kenyataan dan berkata “Ya sudah, bukan rizkiku” akan membuat kita melupakan ketidakberhasilan kita mendapat sesuatu. Kita bersedia berdamai dengan kegagalan kita dan tidak direpotkan oleh beban kegagalan. Dengan demikian kita bisa memfokuskan diri untuk melakukan tindakan selanjutnya agar kita terus melangkah maju.
“Wah aku gak kebagian bakpia niy!”
Setelah disambung dengan pembicaraan bla bla bla ini dan itu, akhirnya ditutup dengan kata-kata yang menarik.
“Ya Sudah, bukan rizkiku!”
^_^
Sebenarnya kata-kata “Ya sudahlah, bukan rizkiku” bukan kata-kata yang jarang diucapkan. Shinichi sering mendengarnya di banyak tempat. Intinya rizki sudah diatur oleh Allah, manusia bertugas untuk berusaha mendapatkannya. Bila sudah berusaha dan gagal meraihnya, ya sudah berarti bukan rizki buatnya. Masih ada rizki lain di bumi Allah yang sangat luas ini. Mungkin rizki yang lebih baik telah menanti di luar sana.
Namun kata-kata yang biasa itu – karena momennya tepat – membuat Shinichi berpikir tentang hal-hal lainnya. Kalo bukan rizki kita ya sudah tak perlu ditangisi, tentu saja kita tidak akan menangis karena kehilangan kecil seperti tidak kebagian bakpia. Tetapi seorang manusia dewasa bukan tidak bisa mengalami tekanan kala keinginannya tidak tercapai. Kegagalan meraih sesuatu yang sangat diinginkan adalah salah satu pemicu stress. Kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan bisa menyebabkan sesorang mendapatkan tekanan psikologis, dan karenanya perlu diwaspadai.
Bila Shinichi gagal mendapat sesuatu, mau tak mau dia harus belajar menerimanya dengan lapang dada. Seperti halnya temannya yang tidak kebagian bakpia, adalah contoh sederhananya. Contoh sederhana itu bisa diterapkan ke hal-hal yang lebih besar dalam kehidupan. Kadangkala pengetahuan kita terbatas untuk tahu bahwa kegagalan mendapat sesuatu itu baik bagi kita – siapa tahu kegagalan itu justru adalah jalan baru bagi kita. Contohnya seseorang yang gagal test kerja di bidang manajerial, mungkin bakatnya di hal-hal yang bersifat teknis. Kegagalan juga adalah pemicu bagi kita untuk mengevaluasi tindakan-tindakan yang telah kita lakukan untuk kemudian merencanakan tindakan yang lebih baik.
Menerima kenyataan dan berkata “Ya sudah, bukan rizkiku” akan membuat kita melupakan ketidakberhasilan kita mendapat sesuatu. Kita bersedia berdamai dengan kegagalan kita dan tidak direpotkan oleh beban kegagalan. Dengan demikian kita bisa memfokuskan diri untuk melakukan tindakan selanjutnya agar kita terus melangkah maju.
0 comments:
¿Te animas a decir algo?