Weekend ini Renata kalah lagi. Bagaimana tidak kalah, Renata gagal memanfaatkan dua hari libur itu untuk belajar beberapa hal baru tentang pekerjaannya. Lebih tepatnya Renata gagal belajar tentang cara pembuatan database sederhana – terkait penanganan data yang semakin melimpah di departemennya. Terutama untuk menampung data-data terkait proses produksi yang belum tercakup dalam database perusahaan.
Sabtu pagi Renata sudah patok untuk bersepeda keluar kota. Jadi acara naik-turun jalanan di Lembang yang sejuk bersama teman-temannya adalah hal yang tak bisa dia tinggalkan. Sabtu siang Renata jalan-jalan ke toko buku bareng Himaru untuk melihat koleksi buku-buku baru yang masuk ke rak pajangan Toko Buku Gunung Agung.
Sorenya sebenarnya Renata bisa mulai membuka CD Pelajaran Membuat Database – yang dibelinya sejak minggu lalu -- tapi Renata memilih main ke rumah Sari. Mereka berdua menghabiskan waktu nonton serial Numb3rs yang bercerita tentang seorang detektif polisi yang memecahkan kasus-kasus pelik dengan bantuan adiknya – yang seorang jenius matematika & dosen di sebuah universitas. Sebuah film matematika yang sangat mengasyikkan bagi mereka.
Minggu pagi Renata jogging di lapangan bola sebuah kampus dekat kost-nya. Dilanjutkan dengan wisata kuliner di warung-warung tiban yang berjajar di pinggir lapangan. Siangnya dilewatkan dengan ngenet, ngecek email, chatting dan browsing seputar sejarah sepeda untuk bahan mengisi buletin kantor. Sorenya diisi dengan bersih-bersih kamar yang baru berakhir menjelang Maghrib.
Praktis Renata baru membuka CD Pelajaran Membuat Database setelah Isya. Sialnya itu-pun tidak tahan lama. Sehabis makan malam dirinya tiba-tiba jadi ngantuk berat dan tidak sadar tertidur pada pukul sepuluh malam.
Renata terbangun pukul 3 dini hari. Dengan mata merah dia melangkah ke kamar mandi melewati kamar dua orang teman kostnya yang masih berstatus mahasiswa. Dilihatnya dua anak itu masih sibuk main games multiplayer via intranet. Ambooy, Renata melihat mereka telah main games sejak Sabtu siang dan masih belum berhenti hingga Senin dini hari. Tahan banget mereka berdiam belasan jam di depan komputer – demi menekuni ”profesi” sebagai gamers! Sebuah semangat luar biasa dalam menekuni sebuah hobby. Tiba-tiba Renata merasa malu!
Renata malu banget pada dirinya sendiri. Dia kalah telak dari dua orang teman kostnya. Dua anak itu mampu menahan diri untuk menekuni games nyaris selama weekend dari mulai Sabtu hingga Senin dini hari. Mereka mampu bersikap total pada kegemaran ngegames!. Sementara dirinya yang seharusnya menekuni pekerjaan yang lebih serius, yaitu belajar database yang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan rutinnya -- malahan bersikap angin anginan.
Dirinya lebih banyak mengerjakan hal-hal yang sekunder sembari melupakan hal primer. Yang lebih disesalinya lagi adalah dirinya gagal memaksakan diri belajar database di Minggu malam, sementara gamers itu mampu memaksakan diri untuk melek semalaman di depan layar komputer.
Sabtu pagi Renata sudah patok untuk bersepeda keluar kota. Jadi acara naik-turun jalanan di Lembang yang sejuk bersama teman-temannya adalah hal yang tak bisa dia tinggalkan. Sabtu siang Renata jalan-jalan ke toko buku bareng Himaru untuk melihat koleksi buku-buku baru yang masuk ke rak pajangan Toko Buku Gunung Agung.
Sorenya sebenarnya Renata bisa mulai membuka CD Pelajaran Membuat Database – yang dibelinya sejak minggu lalu -- tapi Renata memilih main ke rumah Sari. Mereka berdua menghabiskan waktu nonton serial Numb3rs yang bercerita tentang seorang detektif polisi yang memecahkan kasus-kasus pelik dengan bantuan adiknya – yang seorang jenius matematika & dosen di sebuah universitas. Sebuah film matematika yang sangat mengasyikkan bagi mereka.
Minggu pagi Renata jogging di lapangan bola sebuah kampus dekat kost-nya. Dilanjutkan dengan wisata kuliner di warung-warung tiban yang berjajar di pinggir lapangan. Siangnya dilewatkan dengan ngenet, ngecek email, chatting dan browsing seputar sejarah sepeda untuk bahan mengisi buletin kantor. Sorenya diisi dengan bersih-bersih kamar yang baru berakhir menjelang Maghrib.
Praktis Renata baru membuka CD Pelajaran Membuat Database setelah Isya. Sialnya itu-pun tidak tahan lama. Sehabis makan malam dirinya tiba-tiba jadi ngantuk berat dan tidak sadar tertidur pada pukul sepuluh malam.
Renata terbangun pukul 3 dini hari. Dengan mata merah dia melangkah ke kamar mandi melewati kamar dua orang teman kostnya yang masih berstatus mahasiswa. Dilihatnya dua anak itu masih sibuk main games multiplayer via intranet. Ambooy, Renata melihat mereka telah main games sejak Sabtu siang dan masih belum berhenti hingga Senin dini hari. Tahan banget mereka berdiam belasan jam di depan komputer – demi menekuni ”profesi” sebagai gamers! Sebuah semangat luar biasa dalam menekuni sebuah hobby. Tiba-tiba Renata merasa malu!
Renata malu banget pada dirinya sendiri. Dia kalah telak dari dua orang teman kostnya. Dua anak itu mampu menahan diri untuk menekuni games nyaris selama weekend dari mulai Sabtu hingga Senin dini hari. Mereka mampu bersikap total pada kegemaran ngegames!. Sementara dirinya yang seharusnya menekuni pekerjaan yang lebih serius, yaitu belajar database yang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan rutinnya -- malahan bersikap angin anginan.
Dirinya lebih banyak mengerjakan hal-hal yang sekunder sembari melupakan hal primer. Yang lebih disesalinya lagi adalah dirinya gagal memaksakan diri belajar database di Minggu malam, sementara gamers itu mampu memaksakan diri untuk melek semalaman di depan layar komputer.
Huuuuuu........Renata sebel banget pada dirinya. Bagaimana mungkin dirinya kalah semangat dari orang yang sedang main games? “Ini tidak boleh terulang lagi. Aku harus bersemangat belajar sebesar semangat anak-anak itu main games!!!” teriaknya dalam hati (Undil –2009).
0 comments:
¿Te animas a decir algo?